Ayub 1:1
Kesalehan Ayub dicoba
1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us
bernama Ayub
1 ;
orang itu saleh
dan jujur;
ia takut akan Allah
dan menjauhi kejahatan
2 .
Ayub 7:20
7:20 Kalau aku berbuat dosa
3 , apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau,
ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu,
sehingga aku menjadi beban bagi diriku?
Ayub 32:2
32:2 Lalu marahlah Elihu
4 bin Barakheel, orang Bus,
dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar
dari pada Allah,
Ayub 37:23
37:23 Yang Mahakuasa, yang tidak dapat kita pahami, besar kekuasaan
dan keadilan-Nya;
walaupun kaya akan kebenaran Ia tidak menindasnya.
Ayub 42:3
42:3 Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan?
Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita
5 tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.
1 Full Life: AYUB.
Nas : Ayub 1:1
Agaknya Ayub hidup pada zaman leluhur Israel (Abraham, Ishak, Yakub,
sekitar 2100-1800 SM). Banyak ahli beranggapan bahwa tanah Us terletak di
sebelah tenggara Palestina dan Laut Mati atau di bagian utara Arab
(lih. Pendahuluan Ayub).
Yang lain beranggapan bahwa tanah Us terletak di bagian timur laut Danau
Galilea, dekat Damsyik.
2 Full Life: SALEH DAN JUJUR; IA TAKUT AKAN ALLAH DAN MENJAUHI KEJAHATAN.
Nas : Ayub 1:1
Teks :
- 1) Takut akan Allah dan menjauhi kejahatan menjadi landasan kesalehan
dan kejujuran Ayub (bd. Ams 1:7). "Saleh" mengacu kepada integritas
moral Ayub dan komitmen sepenuh hati kepada Allah; "jujur" menunjukkan
kebenaran dalam perkataan, tindakan, dan pikiran.
- 2) Pernyataan tentang kebenaran Ayub ini diulangi oleh Allah sendiri
dalam ayat Ayub 1:8 dan Ayub 2:3, yang dengan jelas menegaskan
bahwa melalui kasih karunia-Nya Allah dapat menebus manusia yang berdosa
sehingga menjadikan mereka sungguh-sungguh benar, baik, dan menang atas
dosa. Pernyataan ini memalukan dan menyalahkan ajaran injili dewasa ini
yang beranggapan bahwa
- (a) tidak ada orang percaya di dalam Kristus, bahkan dengan bantuan
sepenuhnya Roh Kudus yang ini tersedia, dapat mengharapkan dirinya
tanpa cacat dan jujur di dalam hidup ini; dan
- (b) orang percaya tak usah terkejut apabila mereka berbuat dosa tiap
hari dalam perkataan, tindakan, dan pikiran tanpa harapan untuk
menaklukkan tabiat berdosa selama hidup ini.
3 Full Life: KALAU AKU BERBUAT DOSA.
Nas : Ayub 7:20
Ayub mempertimbangkan kemungkinan bahwa pendapat teman-temannya itu
benar, bahwa Allah marah kepadanya karena suatu pelanggaran yang tidak
disadarinya. Yang tidak diketahui Ayub ialah bahwa Allah memang sedang
mengawasinya, bukan dengan murka, tetapi dengan belas kasihan dan
kekaguman. Sekalipun dicobai hingga batas kekuatannya, Ayub tetap menolak
untuk mengutuk Allah (bd. Ayub 2:9) dan dengan demikian kuasa penebusan
Allah ditinggikan. Ketika tiba saatnya, ketika ujian sudah berakhir, Allah
menyatakan perkenan-Nya di depan umum (Ayub 42:8).
4 Full Life: ELIHU.
Nas : Ayub 32:2
Seorang penasihat baru, Elihu, diperkenalkan ke dalam narasi.
Sebelumnya ia menahan diri untuk mengemukakan pendapatnya karena ia lebih
muda dari yang lain (ayat Ayub 32:4). Akan tetapi, Elihu percaya bahwa
dirinya memiliki wawasan mengenai penderitaan Ayub sehingga dapat
menasihatkannya tentang sikap benar yang seharusnya diambil di hadapan
Allah. Perkataan Elihu berbeda dengan perkataan tiga orang sebelumnya
karena menekankan bahwa penderitaan dapat menjadi hukuman Allah yang penuh
belas kasihan untuk memperbaiki jiwa (Ayub 33:30) dan menghasilkan
hubungan yang lebih intim dengan Allah (ayat Ayub 32:36:7-10). Akan
tetapi, seperti penasihat lainnya, Elihu beranggapan bahwa Ayub telah
berdosa dan oleh karena itu patut menderita.
5 Full Life: TANPA PENGERTIAN AKU TELAH BERCERITA.
Nas : Ayub 42:3
Ayub mengakui bahwa cara-cara Allah ada di luar jangkauan pemahaman
manusia dan akibat salah pengertian dirinya telah mengatakan bahwa hal-hal
itu tidak adil.
- 1) Perhatikan bahwa Ayub di dalam penderitaannya dan doa-doanya tidak
berdosa terhadap Allah. Akan tetapi, salah pengertian dan keluhannya
terhadap Allah telah membuatnya nyaris sombong dan percaya bahwa
kebaikan Allah tidak sempurna. Kini dengan penampakan dan penyataan
Tuhannya (bd. ayat Ayub 42:5), perspektif Ayub berubah sama sekali.
- 2) Ayub mengakui kesalahannya dan siap untuk tunduk dan melayani Allah
apa pun yang terjadi atas dirinya. Dia akan takut dan mengasihi Allah
sebagai Allah, dengan atau tanpa kesehatannya, terlepas dari segala
jenis keuntungan pribadi (ayat Ayub 42:4).
- 3) Dengan menyerahkan diri kepada Allah dalam iman, pengharapan, dan
kasih ketika masih menderita tanpa mengerti alasan semua itu, Ayub
membuktikan bahwa tuduhan Iblis itu salah (Ayub 1:9-11) dan dengan
demikian membuktikan kuasa Allah untuk menebus dan mendamaikan umat
manusia dengan diri-Nya
(lihat cat. --> Ayub 1:8;
lihat cat. --> Ayub 1:9).
[atau ref. Ayub 1:8-9]